Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menjadikan untuk-mu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.” (QS Ar-Rum : 21).
Semua orang mengharap-kan agar rumah tangganya saki-nah, mawadah warohmah, atau yang islami. bagaimana caranya untuk meraih hal tersebut?
Untuk menjalani kehidu-pan rumah tangga yang Islami, Ada beberapa hal yang harus mendapat perhatian, antara lain:
- Memperkokoh Rasa Cinta.
Cinta merupakan perekat dalam kekokohan kehidupan rumah tangga, bila rasa cinta suami kepada isteri atau seba-liknya telah hilang dari hatinya, maka kehancuran rumah tangga sangat sulit dihindari. Oleh karena itu suasana cinta mencin-tai harus saling ditumbuh-subur-kan atau diperkokoh, tidak hanya pada masa-masa awal kehidupan rumah tangga, tapi juga pada masa-masa selanjutnya hingga suami isteri mencapai masa tua
dan menemui kematian.
Rasulullah Saw sebagai seorang suami berhasil membagi dan menumbuh-suburkan rasa cinta kepada semua isterinya sehingga isteri yang satu menga-takan dialah yang paling dicintai oleh Rasul, begitu juga dengan isteri yang lainnya.
- Saling Menghormati.
Saling cinta mencintai itu harus diperkokoh dengan saling hormat menghormati, suami hormat kepada isteri dengan memberikan penghargaan yang wajar terhadap hal-hal baik yang dilakukan isterinya, begitu juga dengan isteri terhadap suaminya dengan menerima apa-apa yang diberikan suami meskipun jum-lahnya tidak banyak.
Dalam kehidupan rumah tangga Rasulullah Saw, beliau telah mencontohkan kepada kita betapa beliau berlaku baik kepada keluarganya, dalam satu hadits beliau bersabda: “Orang yang paling baik diantara kamu adalah yang paling baik dengan keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.” (HR. Thabrani).
- Saling Menutupi Kekura ngan.
Suami dan isteri tentu saja memiliki banyak kekurangan, tidak hanya kekurangan dari segi fisik, tapi juga dari sifat-sifat. Oleh karena itu suami isteri yang baik tentu saja menutupi keku-rangan-kekurangan itu yang berarti tidak suka diceriterakan kepada orang lain, termasuk kepada orang tuanya sendiri.
Meskipun demikian de-ngan maksud untuk konsultasi dan perbaikan atas persoalan keluarga kepada orang yang sangat diper-caya, maka sese-orang boleh saja mengungkapkan kekurangan sifat-sifat suami atau isteri demi untuk memperbaiki.
- Kerjasama Dalam Keluarga
Dalam mengarungi kehi-dupan rumah tangga tentu saja banyak beban yang harus diatasi, misalnya beban ekonomi, dalam hal ini suami harus mencari naf-kah dan isteri harus membelanja-kannya dengan sebaik-baiknya. Begitu juga dengan tanggung jawab terhadap pendidikan anak yang dalam kaitan ini diperlukan kerjasama yang baik antara suami dan isteri dalam mengha-silkan anak-anak yang shaleh.
Keharusan kita bekerja-sama dalam hal-hal yang baik difirmankan Allah SWT: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (menger-jakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelang-garan.” (QS. Al-Maidah : 2).
- Memfungsikan Rumah Tangga Secara Optimal.
Masa sesudah menikah juga harus dijalani dengan memfungsikan keluarga seoptimal mungkin sehingga rumah tangga itu tidak sekedar untuk singgah sebagaimana terminal, tapi semestinya rumah tangga itu difungsikan sebagai tempat kembali guna menghilangkan rasa penat dan memperbaiki diri dari pengaruh yang tidak baik.
Oleh karena itu keluarga harus dioptimalkan fungsinya juga sebagai tempat untuk mengokohkan hubungan dengan Allah Swt dan sesama anggota keluarga sehingga bisa dihindari sikap individual antar sesama anggota keluarga.
Yang pada intinya keadaan rumah tangga mamu menciptakan rasa damai dan nyaman bagi semua anggota kelu-arganya. Sebagaimana Rasulullah per-nah menyatakan Baiti Jannati yang artinya rumahku adalah surgaku. Mari kita ciptakan kedamaian dalam rumah tangga, dengan cara menjalankan rumah tangga sesuai dengan ajaran agama Islam